Jumat, 08 Oktober 2010

Bersabar Tapi Tidak Memaafkan

“Dan orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Q.S. 42:43)

Fenomena yang terjadi hari ini adalah, betapa banyak orang yang terlihat sabar tetapi sejatinya di hatinya tengah terkotori, ia bersabar tapi ia menzalimi dirinya sendiri. Inilah kesabaran semu yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri. Inilah kesabaran yang merugikan dia di dunia dan juga akhirat.


Bersabar yang sejati bukanlah sekedar menahan amarah dan tidak membalas kezaliman. Tapi bersabar yang sejati adalah ketika Anda berkenan mema’afkan orang yang menzalimi Anda dengan sepenuh hati, lalu bahkan Anda berkenan mendatangi orang-orang yang telah berusaha memutuskan tali silaturahim dengan Anda, lalu Anda berkenan memberikan bantuan atau sedekah kepada orang-orang yang pelit.

Ya, ma’afkanlah mereka maka Anda akan dima’afkan oleh Allah, sehingga pula Anda akan mendapatkan rahmat ALLAH SWT. Sekali lagi, dalam bahasa energi bahwa mema’afkan itu akan membuaka aura Anda. Dan jika Anda sudah berkeluarga, maka ajarkanlah sikap mema’afkan kepada pasangan Anda dan anak-anak Anda.

Sebab, walaupun Anda sudah terbuka auranya, namun jika istri dan anak-anak Anda masih memiliki sifat yang sulit mema’afkan, mudah marah, mudah tersinggung, mudah jengkel, mudah kesal, mudah emosi dan lain sebagainya, maka Aura di keluarga Anda secara umum masih belum terbuka secara optimal. Maka, Anda harus memulai dengan :

1. Mema’afkan diri sendiri
2. Mema’afkan keluarga Anda yang belum bisa memiliki sifat mema’afkan
3. Mengajarkan kepada keluarga Anda bagaimana cara mema’afkan dan apa hikmah dahsyat dibalik sikap mema’afkan

Ya, jadikanlah keluarga Anda sebagai miniatur keluarga yang sabar dan mema’afkan. Dan buktikanlah ke semesta bahwa sikap mema’afkan itu indah, bahwa sikap mema’afkan itu akan membuka pintu-pintu rahmat-Nya. Insya Allah.

Mari perhatikan sabda Rosulullah saw berikutt, “Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu mema’afkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka KESELAMATAN dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.” (HR. Al-Baihaqi)

sumber : Catatan Kang Zen di  http://cahaya-semesta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar