Selasa, 05 April 2011

Ternyata istriku

Tujuh tahun usia pernikahanku dengan Maya sungguh masa yang sulit.
Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Maya lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja makan di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.


Kemarin, 26 Januari 2011 adalah ulang tahun Maya. Kami bertengkar paginya karena Maya kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam itu sekitar pukul 7, Maya sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Malam itu aku memilih untuk ikut latihan futsal bareng teman-teman sekantor. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Hujan turun sangat deras, sehingga aku memutuskan untuk santai sejenak di cafe sambil melepas penat. Sudah larut malam, tapi hujan masih turun dengan lebatnya. Seperti biasanya, kalau sudah hujan seperti ini, tiap sudut kota pasti banjir. Aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Maya membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, 1 jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di rumah.

Kulihat Maya tertidur di sofa ruang tamu. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik" kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 10 tahun sejak duduk di bangku kuliah yang kini telah kunikahi selama 7 tahun, tetap saja cantik". Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Maya menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Maya, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 2000.
Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Agung, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Maya yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

14 Februari 2003.
Agung melamarku di hari jadi kami yang ke-3. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

6 Juni 2004.
Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Agung Aditya Purnama. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2004.
Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

6 Juni 2008.
Tak sengaja kubaca pesan singkat di Hp Agung dari seorang wanita. Tiap kata dan kalimat yang aku baca menunjukkan kalau Agung sangat dekat dengan wanita itu. Tuhan, aku mohon agar Agung tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

25 Oktober 2008.
Aku menemukan surat ucapan terima kasih di kemeja Agung, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Ayu. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Selama aku dinas di Jogja, aku memang sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita yang bernama Ayu. Ayu datang disaat usia pernikahanku dengan Maya telah mencapai 4 tahun.
Ayu, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan pernikahanku dengan Maya karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Ayu lagi setelah dekat dengannya selama 8 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Maya. Aku sungguh tak menduga kalau Maya mengetahui hubunganku dengan Ayu.

4 Maret 2009.
Aku dihampiri wanita bernama Ayu, Ia menghinaku dan mengatakan Agung telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Maya sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Ayu, dia pasti telah membuat hati Maya sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Maya rasakan saat itu.

23 Maret 2010.
Agung marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada di mall mencari jam idaman Agung, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Agung agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Agung belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Maya mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 Mei 2009.
Agung butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Anneversary Pernikahan kami untuk Agung.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku , Maya tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Anneversary Pernikahan untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Anneversary Penikahanku dengan dia dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Maya sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Maya dan ia terbangun…
"Maafkan aku Sayang, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…" ucapku dengan suara tercekat ....... dan Maya hanya memandangku dengan senyuman serta matanya yang indah nampak berkaca kaca .....aku pun memeluknya seolah tak mau melepasnya lagi.

Ampuni aku Tuhan, karena selama ini aku telah menyia nyiakan titipanMu yg sungguh luar biasa ini .......

Baru aku tau ternyata Maya begitu Mencintaiku..
Baru aku tau ternyata Maya begitu Menyayangiku..
Baru aku tau ternyata Maya begitu Pengertian kepadaku..
Baru aku tau ternyata Maya adalah ISTRI YANG SETIA..

cerita disadur dari sebuah forum .......mudah2an bisa menjadi bahan renungan buat para suami ..... khususnya saya pribadi .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar