Minggu, 25 April 2010

Minggu 25 April 2010

Hari Minggu ini ada 2 kejadian pada salah satu putra kesayanganku, yaitu Deva.

Kejadian pertama adalah keinginannya untuk shalat di mesjid, apa yang menjadikannya spesial dan membuatku terharu ? Saat adzan shalat Ashar berkumandang, seperti biasa aku menawarkan apa dia mau mengambil air wudlu duluan ? seperti biasa dia meminta aku berwudlu duluan. Begitu aku sudah memakai sarung dan akan mulai shalat, Deva memanggilku dan bertanya,
"Ayah, boleh Deva shalat di mesjid ?", sejenak aku tertegun, Alhamdulillah anakku sudah punya keinginan untuk shalat di mesjid pikirku, lalu aku bertanya,
"Dengan siapa Dev ? sama temen2 kamu ?", dia menggeleng seraya menjawab,
"Ngga Yah, sendiri saja" ..... Subhanallah, aku tertegun untuk kedua kalinya, ada rasa haru di dadaku, segera aku beranjak dari sajadah, menghampiri dia, seraya bertanya,
"Sudah ada baju bagusnya Dev ?", dia segera lari ke kamar kakeknya dan mengambil sarung kakeknya.
"Deva pinjem sarung Nking ( panggilan Deva pada kakeknya ) aja, tapi Deva takut merosot"
Dengan rasa haru yang menggelora, aku pasangkan sarung itu ke tubuh kurusnya ..... Alhamdulillah Ya Allah, sementara hamba yang mulai malas untuk melaksanakan shalat 5 waktu di mesjid, anakku yg baru berusia 8 tahun malah bersemangat ...... maafkan hambaMu ini Ya Allah ..... 
Setelah beres memasangkan sarung, dan Deva berangkat menuju mesjid, aku pun melakukan shalat di kamar.

Kejadian kedua, adalah kejadian yang membuatku sedih ingin menangis sekaligus kesal. Memasuki waktu shalat Isya, setelah makan malam, tiba2 Deva menangis kesakitan. Rupanya gigi gerahamnya bolong, dan nampaknya sudah mengenai syarafnya. 
Aku ini kalau dibandingkan dengan tingkat sekolah, mungkin sudah level S3 dalam persakit gigian, jadi aku paham betul bagaimana rasanya sakit gigi, apa lagi ini dialami oleh anak seusia Deva, bukan hal yang menyenangkan, mungkin malah mengerikan untuk dilewati. Tangis kesakitannya seolah menyayat perasaanku, ingin rasanya aku pindahkan rasa sakit itu pada diriku, tapi apa mau dikata aku hanya manusia biasa yang tidak bisa menghadirkan suatu keajaiban.
Di sisi lain aku kesal luar biasa, karena ini bukan kejadian sakit gigi yang pertama bagi Deva. Karena aku sudah sangat berpengalaman soal sakit gigi, aku selalu cerewet soal sikat gigi sebelum tidur, karena sikat gigi di pagi hari sudah otomatis dia lakukan saat mandi pagi sebelum berangkat sekolah. Menurut literatur yang aku baca, kuman di gigi itu justru aktif 'menggerogoti' gigi kita saat malam hari, makanya betapa pentingnya sikat gigi sebelum tidur itu. Saat kejadian pertama menurut prediksi aku sebagai orang awam ( krn aku bukan dokter gigi )  kerusakan gigi Deva masih tahap awal. Begitu sembuh Deva kembali ke kebiasaan semula, yaitu malas gosok gigi di malam hari, sering kali dia tertidur setelah makan malam tanpa sempat berkumur sekali pun. Tak satu orang pun yang tergerak untuk mengingatkannya, walau aku menyadari untuk mengingatkan anak2ku soal kesehatan adalah tugas serta kewajiban aku dan istriku. Namun apa salahnya kalau merasa menyayangi anak2ku ikut mengingatkan masalah sikat gigi, toh tidak membutuhkan waktu banyak dan menguras pikiran dan tenaga, begitu pikirku. Ah sudahlah hal ini memperkuat keinginanku untuk lebih kuat berusaha agar bisa secepatnya keluar dari rumah ini.

Deva, ayah sayang sama kamu, dan ayah juga sebenarnya ngga mau pergi kerja meninggalkan kamu saat kamu sedang sakit seperti ini, dan membiarkan bunda kamu mengantar kamu ke dokter gigi terdekat sambil menggendong adik kamu, namun apa mau dikata, ayah hanyalah pegawai kecil yang tidak bisa seenaknya minta izin ke kantor. Andai saja kita sudah tinggal di Bandung, akan lebih mudah ayah membantu bunda kamu mengurusi kamu dan Dhio, akan lebih banyak waktu dan tenaga ayah yang bisa dialokasikan untuk bunda kamu, kamu juga adik kamu ...... 
Yang sabar ya sayang, mudah2an kejadian ini bisa kamu jadikan pelajaran yang berharga. Ingat Dev, kita boleh2 saja tinggal disekitar orang orang yang ( maaf ) bodoh tapi jangan sampai kita terbawa bodoh. Ingat baik baik sayang, pepatah mengatakan hanya keledai yang akan jatuh kedua kali pada lubang yang sama. Kamu anak yang pintar, ayah yakin kamu setelah ini akan merubah pola hidup kamu menjadi lebih baik .....

I love u Dev, ingat selalu kata2 ayah ini, sakitmu adalah sakitku juga, tangismu adalah tangisku juga, sedihmu adalah sedihku juga, begitu pun kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga, tapi mudah2an jangan sampai aku ikut mencicipi kebahagiaanmu nanti, namun cukup dengan melihat saja sudah sama dengan mencicipi atau ikut menikmati ....... 
Ya Allah jangan jadikan hambaMu ini kelak menjadi orang tua yang membebani anak2nya, kecuali saat mereka memandikan jenazahku dan mengantarkanku keperistirahatanku yang terakhir. Amiin Ya Robbal Alamin ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar