Senin, 31 Mei 2010

Berharap rezeki, berkah dan kemudahan dari Allah tapi kok shalat seenak udel ?

Tulisan ini merupakan hak usil yang saya pakai, karena sudah terlalu lama saya melihat fenomena orang yang berharap pertolongan / berkah / rezeki dari Allah, namun tidak mau menjalankan perintah utama dari Allah, yaitu shalat. Sering kali kita mendengar kalau shalat itu tiang agama, lalu pada saat kita di alam kubur nanti hal pertama yang ditanyakan oleh malaikat Munkar dan Nakir adalah ibadah shalat kita di dunia. Namun seringkali manusia melalaikan hal itu, dengan pelbagai alasan serta pembenaran.

Saya seringkali mem'brainwash' anak saya Deva dengan penganalogian seperti ini,

saya : "Dev kalau kamu minta mainan sama siapa?"
deva : "sama ayah atau bunda"
saya : "kira kira kalau kamu ngga nurut ayah sama bunda, ayah sama bunda bakal ngasih mainan yang kamu mau ngga? "
deva : "ngga ... "
saya : "nah kalau kita pengen dapet rezeki kita minta sama siapa?"
kebetulan Deva sudah saya ajari konsep rezeki, apa itu rezeki, dari mana rezeki itu datang.
deva : "minta sama Allah"
saya : "kata guru agama apa yang pertama Allah suruh sama kita?"
deva : "shalat"
saya : "nah kira kira Allah bakal ngasih rezeki ngga kalo kita ngga shalat?"
deva : "ya ngga dong Yah"
akhirnya saya tambahkan juga pelajaran seputar shalat ini walau sifatnya pengulangan
saya : "nah Allah itu menyuruh kita shalat berapa kali sih sehari Dev?"
deva : "lima kali "
saya : "bener lima kali ? bukan dua atau tiga"
deva menggeleng dengan mantap
deva : "lima kali Yah"

Kedepan mungkin saya akan menambahkan porsi pemahaman shalat yang lebih tepat dan detail, bahwa kita shalat bukan untuk mengharapkan rezeki dari Allah, melainkan mengharapkan cinta dan ridha Allah, untuk mengekspresikan rasa cinta kita kepada Allah yang salah satunya adalah dalam bentuk shalat menyembahNya.

Dengan beginilah saya menangkal 'bad influence' buat anak saya yang datang dari orang-orang 'lucu' yang mengharap datangnya rezeki, pertolongan, berkah, kemudahan dari Allah tanpa mau melaksanakan shalat atau melaksanakan shalat namun dengan jumlah semau mau dia, misalnya hanya 3 kali sehari, melakukan ibadah yang hukumnya sunnah namun melalaikan yang wajibnya atau orang yang tiba tiba rajin shalat dan mengaji saat ada maunya sama Allah, lalu kemudian setelah permohonannya terpenuhi atau malah ditangguhkan oleh Allah, dia kembali melalaikan shalat, tentunya dengan pelbagai macam alasan serta pembenaran menurut versi dia sendiri. Kalau gitu mah udah aja tulis sendiri Al Quran menurut versi sendiri hehhehehehe, adduh Ya Allah maafkan hambaMu yang sudah usil ini.

Saya akui saya juga belum menjadi hamba Allah yang stabil aqidahnya, namun Alhamdulillah Allah masih memberi saya rasa 'tahu diri' mudah-mudahan kedepan tetap begitu dan makin baik ketahudirian saya, InsyaAllah Amin. Rasa tahu diri akan tetap membuat kita selalu ingat akan perintah utama Allah itu, bukan karena kita si miskin yang berharap kekayaan dan berbagai kemudahan dari Allah, melainkan karena kita cinta kepada Allah dan menjadikan shalat itu sebuah kebutuhan pokok sekaligus hobi. 


Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar